Minggu, 30 September 2012

Part 4

Akhir Hayat Nabi Muhammad SAW

Nabi Muhammad saw sebagai penutup para nabi


Setelah Rosulullah melaksanakan haji wada', Beliau kembali ke Madinah. Beliau mengatur kabilah - kabilah yang telah masuk islam sampai habis sisa masa hidupnya. Beliau mengirim pada Da’i ke berbagai daerah untuk mengajarkan agama Islam. Beliau juga mengatur peradilan islam serta mengatur cara pemungutan zakat.
            
Salah satu mubaligh yang dikirim adalah Muaz bin Jabal ke negeri Yaman, beliau terkenal sebagai ulama yang pertama kali menggunakan ijtihad jika tidak ada dasar hukum di dalam al-Qur’an maupun al-Hadis. Nabi Muhammad Saw menyiapkan pasukan untuk memerangi orang Romawi di Balqa (Yordania), yang dipimpin oleh Usamah bin Zaid bin Harisah yang baru berusia 18 tahun. Akan tetapi dibatalkan karena Rosulullah mendadak sakit.
Pada saat itu pula, Allah menurunkan wahyu yang terakhir yaitu Surah al- Maidah ayat 3:


Artinya:

Pada hari ini orang orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku. Pada hari ini Telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan Telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan Telah Ku-ridhai Islam itu jadi 
agama bagimu.”(QS. Al-Maidah[5] : 3)


Atas turunnya ayat ini, sebagian kaum muslim gembira karena kesempurnaan agama mereka, dan sebagian sahabat justru sedih, salah satunya Abu Bakar as Shidiq. Ia mengetahui bahwa turunnya ayat tersebut merupakan tanda berakhirnya tugas Nabi Muhammad saw. hal itu menandakan Rosulullah akan meninggalkan kaum muslimin tidak lama lagi.


Dua bulan setelah haji wada', Rosulullah mulai sakit panas, badannya terus melemah. Akan tetapi, 3 hari sebelum wafatnya Rosulullah, Rosulullah tidak mengimami shalat lagi, melainkan digantikan oleh Abu Bakar as Shidiq, yang Beliau tunjuk untuk menjadi imam. Dalam khotbahnya yang terakhir, Beliau bersabda "Aku berwasiat kepada kalian untuk berbuat baik kepada kaum Ansor. Sesungguhnya orang-orang Ansor adalah orang dekatku dimana aku berlindung kepada mereka. Mereka telah melalui apa yang menjadi beban mereka dan masih tersisa apa yang menjadi hak mereka. Oleh karena itu, berbuat baiklah kepada siapa saja diantara mereka yang berbuat baik dan maafkan siapa saja diantara mereka yang berbuat kesalahan”.
Sehari sebelum wafatnya, Rosulullahmemerdekakan para budak lelakinya; beliau juga menyedekahkan uang sisa sebanyak 7 Dinar. Beliau memberikan senjata-senjatanya kepada kaum muslimin.

            
Pada waktu dhuha, Beliau memanggil putrinya (Fatimah); dan membisikan kepadanya bahwa beliau akan segera dipanggil menghadap Allah Swt. Mendengar hal itu Fatimah menangis. Kemudian, beliau berbisik lagi bahwa anggota keluarga yang pertama akan menyusulnya adalah Fatimah; kemudian Fatimah tersenyum.
           
Setelah itu Nabi memanggil cucunya (Hasan dan Husain); Beliau juga memanggil istri-istrinya dan anggota keluarga yang lain. Beliau memberikan wasiat yang terakhir:”Ingatlah sholat dan Taubatlah”. Tidak berapa lama kemudian beliau menghembuskan nafasnya yang terakhir. Beliau wafat pada hari Senin tanggal 12 Rabi’ul awwal 11 H. Atau 8 Juni 632 M.
Nabi Muhammad saw menjadi nabi selama 23 tahun (22 tahun 2 bulan 22 hari). Beliau telah mendirikan negara Islam pertama kali di Madinah. Beliau mewariskan 2 pusaka yang sangat berharga yaitu al-Qur'an dan Hadist. 


Berita wafatnya Nabi Muhammad tersebar luas ke seluruh penjuru Madinah. Suasana sedih, haru menyelimuti kota itu. Ketika Umar bin Khatab mendengar berita kematian Rosul, beliau berdiri dan termenung seakan tidak bisa menerima atas kematian Rosulullah. Ia berkata:”Sesungguhnya beberapa orang munafiq menganggap bahwa Nabi Muhammad Saw telah wafat. Sesungguhnya beliau tidak wafat, tetapi pergi ke hadapan Tuhannya, seperti yang dilakukan Musa bin Imron yang pergi dari kaumnya. Demi Allah dia benar-benar akan kembali. Barang siapa yang beranggapan bahwa beliau wafat, kaki dan tangannya akan kupotong”.


Setelah mendengar berita wafatnya Nabi, Abu Bakar As-Shidiq segera menemui Aisyah. Ia membuka kain kafan dan berkta:”Kalau kematian sudah menjadi ketetapan Engkau, berarti engkau benar-benar telah meninggal dunia”.Abu Bakar menerima atas kematian Rosulullah; kemudian ia menemui Umar bin Khatab dan berkata:”Barang siapa menyembah Muhammad, sesungguhnya Muhammad sudah mati. Barang siapa menyembah Allah, sesungguhnya Allah Maha Hidup dan tidak mati”. Abu Bakar kemudian membaca surat Ali Imron ayat 144, yang berbunyi:

"Dan Muhammad hanyalah seorang Rosul, sebelumnya telah berlalu beberapa rosul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barang siapa murtad, ia tidak akan merugikan Allah sedikitpun. Allah akan memberi balasan kepada orang yang bersyukur" (Ali Imron ayat 144)


Mendengar ucapan Abu Bakar, sadarlah Umar bin Khattab dan berkata"Demi Allah saya tidak pernah berfikir kalau ayat tersebut ada dalam Al-Qur'an hingga Abu Bakar mengingatkanku".

Kamis, 27 September 2012

Part 3

Kisah Kehidupan Nabi Muhammad Sebagai Seorang Nabi dan Rosul



Isra' Mi'raj






Pada suatu malam Nabi Muhammad SAW berada di Hijir Ismail dekat Ka'bah al Musyarrofah, saat itu beliau berbaring diantara paman beliau, Sayyiduna Hamzah dan sepupu beliau, Sayyiduna Jakfar bin Abi Thalib, tiba-tiba Malaikat Jibril, Mikail dan Israfil menghampiri beliau lalu membawa beliau ke arah sumur zamzam, setibanya di sana kemudian mereka merebahkan tubuh Rasulullah untuk dibelah dada beliau oleh Jibril AS. Dalam riwayat lain disebutkan suatu malam terbuka atap rumah Beliau saw, kemudian turun Jibril AS, lalu Jibril membelah dada beliau yang mulya sampai di bawah perut beliau, lalu Jibril berkata kepada Mikail: “Datangkan kepadaku nampan dengan air zam-zam agar aku bersihkan hatinya dan aku lapangkan dadanya”. Dan perlu diketahui bahwa penyucian ini bukan berarti hati Nabi kotor, tidak, justru Nabi sudah diciptakan oleh Allah dengan hati yang paling suci dan mulia, hal ini tidak lain untuk menambah kebersihan diatas kebersihan, kesucian diatas kesucian, dan untuk lebih memantapkan dan menguatkan hati beliau, karena akan melakukan suatu perjalanan maha dahsyat dan penuh hikmah serta sebagai kesiapan untuk berjumpa dengan Allah SWT.



Kemudian Jibril AS mengeluarkan hati beliau yang mulya lalu menyucinya tiga kali, kemudian didatangkan satu nampan emas dipenuhi hikmah dan keimanan, kemudian dituangkan ke dalam hati beliau, maka penuhlah hati itu dengan kesabaran, keyakinan, ilmu dan kepasrahan penuh kepada Allah, lalu ditutup kembali oleh Jibril AS. Setelah itu disiapkan untuk Baginda Rasulullah binatang Buroq lengkap dengan pelana dan kendalinya, binatang ini berwarna putih, lebih besar dari himar lebih rendah dari baghal, dia letakkan telapak kakinya sejauh pandangan matanya, panjang kedua telinganya, jika turun dia mengangkat kedua kaki depannya, diciptakan dengan dua sayap pada sisi pahanya untuk membantu kecepatannya. Saat hendak menaikinya, Nabi Muhammad merasa kesulitan, maka meletakkan tangannya pada wajah buroq sembari berkata: “Wahai buroq, tidakkah kamu merasa malu, demi Allah tidak ada Makhluk Allah yang menaikimu yang lebih mulya daripada dia (Rasulullah)”, mendengar ini buroq merasa malu sehingga sekujur tubuhnya berkeringat, setelah tenang, naiklah Rasulullah keatas punggungnya, dan sebelum beliau banyak Anbiya‟ yang menaiki buroq ini.



Dalam perjalanan, Jibril menemani disebelah kanan beliau, sedangkan Mikail di sebelah kiri, menurut riwayat Ibnu Sa‟ad, Jibril memegang sanggurdi pelana buroq, sedang Mikail memegang tali kendali. (Mereka terus melaju, mengarungi alam Allah SWT yang penuh keajaiban dan hikmah dengan Inayah dan RahmatNya), di tengah perjalanan mereka berhenti di suatu tempat yang dipenuhi pohon kurma, lantas malaikat Jibril berkata: “Turunlah disini dan sholatlah”, setelah Beliau sholat, Jibril berkata: “Tahukah anda di mana Anda sholat?”, “Tidak”, jawab beliau, Jibril berkata: “Anda telah sholat di Thoybah (Nama lain dari Madinah) dan kesana anda akan berhijrah”. Kemudian buroq berangkat kembali melanjutkan perjalanan, secepat kilat dia melangkahkan kakinya sejauh pandangan matanya, tiba-tiba Jibril berseru: “berhentilah dan turunlah anda serta sholatlah di tempat ini!”, setelah sholat dan kembali ke atas buroq, Jibril memberitahukan bahwa beliau sholat di Madyan, di sisi pohon dimana dahulu Musa bernaung dibawahnya dan beristirahat saat dikejar-kejar tentara Firaun. Dalam perjalanan selanjutnya Nabi Muhammad turun di Thur Sina‟, sebuah lembah di Syam, tempat dimana Nabi Musa berbicara dengan Allah SWT, beliau pun sholat di tempat itu. Kemudian beliau sampai di suatu daerah yang tampak kepada beliau istana-istana Syam, beliau turun dan sholat disana. Kemudian Jibril memberitahukan kepada beliau dengan berkata: “Anda telah sholat di Bait Lahm (Betlehem, Baitul Maqdis), tempat dilahirkan Nabi Isa bin Maryam”.

Setelah melanjutkan perjalanan, tiba-tiba beliau melihat Ifrit dari bangsa Jin yang mengejar beliau dengan semburan api, setiap Nabi menoleh beliau melihat Ifrit itu. Kemudian Jibril berkata: “Tidakkah aku ajarkan kepada anda beberapa kalimat, jika anda baca maka akan memadamkan apinya dan terbalik kepada wajahnya lalu dia binasa?” Kemudian Jibril AS memberitahukan doa tersebut kepada Rasulullah. Setelah itu mereka melanjutkan perjalanan sampai akhirnya bertemu dengan suatu kaum yang menanam benih pada hari itu dan langsung tumbuh besar dan dipanen hari itu juga, setiap kali dipanen kembali seperti awalnya dan begitu seterusnya, melihat keanehan ini Beliau SAW bertanya: “Wahai Jibril, siapakah mereka itu?”, Jibril menjawab:” mereka adalah para Mujahid fi sabilillah, orang yang mati syahid di jalan Allah, kebaikan mereka dilipatgandakan sampai 700 kali.



Kemudian beberapa saat kemudian beliau mencium bau wangi semerbak, beliau bertanya: “Wahai Jibril bau wangi apakah ini?”, “Ini adalah wanginya Masyithoh, wanita yang menyisir anak Firaun, dan anak-anaknya”, jawab Jibril AS. Masyitoh adalah tukang sisir anak perempuan Firaun, ketika dia melakukan pekerjaannya tiba-tiba sisirnya terjatuh, spontan dia mengatakan: “Bismillah, celakalah Firaun”, mendengar ini anak Firaun bertanya: “Apakah kamu memiliki Tuhan selain ayahku?”, Masyithoh menjawab: “Ya”. Kemudian dia mengancam akan memberitahukan hal ini kepada Firaun. Setelah dihadapkan kepada Raja yang Lalim itu, dia berkata: “Apakah kamu memiliki Tuhan selain aku?”, Masyithoh menjawab: “Ya, Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah”. Mengetahui keteguhan iman Masyithoh, kemudian Firaun mengutus seseorang untuk menarik kembali dia dan suaminya yang tetap beriman kepada Allah agar murtad, jika tidak maka mereka berdua dan kedua anaknya akan disiksa, tapi keimanan masih menetap di hati Masyithoh dan suaminya, justru dia berkata: “Jika kamu hendak membinasakan kami, silahkan, dan kami harap jika kami terbunuh kuburkan kami dalam satu tempat”



Maka Firaun memerintahkan agar disediakan kuali raksasa dari tembaga yang diisi minyak dan air kemudian dipanasi, setelah betul-betul mendidih, dia memerintahkan agar mereka semua dilemparkan ke dalamnya, satu persatu mereka syahid, sekarang tinggal Masyithoh dan anaknya yang masih menyusu berada dalam dekapannya, kemudian anak itu berkata: “Wahai ibuku, lompatlah, jangan takut, sungguh engkau berada pada jalan yang benar”, kemudian dilemparlah dia dan anaknya. Kemudian di tengah perjalanan, beliau juga bertemu dengan sekelompok kaum yang menghantamkan batu besar ke kepala mereka sendiri sampai hancur, setiap kali hancur, kepala yang remuk itu kembali lagi seperti semula dan begitu seterusnya. Jibril menjelaskan bahwa mereka adalah manusia yang merasa berat untuk melaksanakan kewajiban sholat. Kemudian beliau juga bertemu sekelompok kaum, di hadapan mereka ada daging yang baik yang sudah masak, sementara di sisi lain ada daging yang mentah lagi busuk, tapi ternyata mereka lebih memilih untk menyantap daging yang mentah lagi busuk, ketika Rasulullah menanyakan perihal ini, Jibril menjawab: “Mereka adalah manusia yang sudah mempunyai isteri yang halal untuknya, tapi dia justru berzina (berselingkuh) dengan wanita yang jelek (hina), dan begitupula mereka adalah para wanita yang mempunyai suami yang halal baginya tapi justru dia mengajak laki-laki lain untuk berzina dengannya”. Ketika beliau melanjutkan perjalanan, tiba-tiba seseorang memanggil beliau dari arah kanan: “Wahai Muhammad, aku meminta kepadamu agar kamu melihat aku”, tapi Rasulullah tidak memperdulikannya.



Kemudian Jibril menjelaskan bahwa itu adalah panggilan Yahudi, seandainya beliau menjawab panggilan itu maka umat beliau akan menjadi Yahudi. Begitu pula beliau mendapat seruan serupa dari sebelah kirinya, yang tidak lain adalah panggilan nashrani, namun Nabi tidak menjawabnya. Walhamdulillah. Kemudian tiba-tiba muncul di hadapan beliau seorang wanita dengan segala perhiasan di tangannya dan seluruh tubuhnya, dia berkata: “Wahai Muhammad lihatlah kepadaku”, tapi Rasulullah tidak menoleh kepadanya, Jibril berkata: “Wahai Nabi itu adalah dunia, seandainya anda menjawab panggilannya maka umatmu akan lebih memilih dunia daripada akhirat”.



Demikianlah perjalanan ditempuh oleh beliau SAW dengan ditemani Jibril dan Mikail, begitu banyak keajaiban dan hikmah yang beliau temui dalam perjalanan itu sampai akhirnya beliau berhenti di Baitul Maqdis (Masjid al Aqsho). Beliau turun dari Buraq lalu mengikatnya pada salah satu sisi pintu masjid, yakni tempat dimana biasanya Para Nabi mengikat buraq di sana. Kemudian beliau masuk ke dalam masjid bersama Jibril AS, masing-masing sholat dua rakaat. Setelah itu sekejab mata tiba-tiba masjid sudah penuh dengan sekelompok manusia, ternyata mereka adalah para Nabi yang diutus oleh Allah SWT.



Kemudian dikumandangkan adzan dan iqamah, lantas mereka berdiri bershof-shof menunggu siapakah yang akan mengimami mereka, kemudian Jibril AS memegang tangan Rasulullah SAW lalu menyuruh beliau untuk maju, kemudian mereka semua sholat dua rakaat dengan Rasulullah sebagai imam. Beliaulah Imam (Pemimpin) para Anbiya‟ dan Mursalin. Setelah itu Rasulullah SAW merasa haus, lalu Jibril membawa dua wadah berisi khamar dan susu, Rasulullah memilih wadah berisi susu lantas meminumnya, Jibril berkata: “Sungguh anda telah memilih kefitrahan yaitu al Islam, jika anda memilih khamar niscaya umat anda akan menyimpang dan sedikit yang mengikuti syariat anda”.



Kemudian setelah beliau menyempurnakan segalanya, maka tiba saatnya beliau melakukan mi‟raj yakni naik bersama Jibril menembus langit satu persatu sampai akhirnya berjumpa dengan Khaliq-nya. Setelah melakukan Isra‟ dari Makkah al Mukarromah sampai ke Masjid al Aqsha, Baitul Maqdis, kemudian beliau disertai malaikat Jibril AS siap untuk melakukan Mi‟raj yakni naik menembus berlapisnya langit ciptaan Allah yang Maha Perkasa sampai akhirnya beliau SAW berjumpa dengan Allah dan berbicara dengan Nya, yang intinya adalah beliau dan umat ini mendapat perintah sholat lima waktu. Sungguh merupakan nikmat dan anugerah yang luar biasa bagi umat ini, di mana Allah SWT memanggil Nabi-Nya secara langsung untuk memberikan dan menentukan perintah ibadah yang sangat mulya ini. Cukup kiranya hal ini sebagai kemulyaan ibadah sholat. Sebab ibadah lainnya diperintah hanya dengan turunnya wahyu kepada beliau, namun tidak dengan ibadah sholat, Allah memanggil Hamba yang paling dicintainya yakni Nabi Muhammad SAW ke hadirat Nya untuk menerima perintah ini. Ketika beliau dan Jibril sampai di depan pintu langit dunia (langit pertama), ternyata disana berdiri malaikat yang bernama Ismail, malaikat ini tidak pernah naik ke langit atasnya dan tidak pernah pula turun ke bumi kecuali disaat meninggalnya Rasulullah SAW, dia memimpin 70 ribu tentara dari malaikat, yang masing-masing malaikat ini membawahi 70 ribu malaikat pula. Jibril meminta izin agar pintu langit pertama dibuka, maka malaikat yang menjaga bertanya: “Siapakah ini?” Jibril menjawab: “Aku Jibril.” Malaikat itu bertanya lagi: “Siapakah yang bersamamu?” Jibril menjawab: “Muhammad saw.” Malaikat bertanya lagi: “Apakah beliau telah diutus (diperintah)?” Jibril menjawab: “Benar”. Setelah mengetahui kedatangan Rasulullah malaikat yang bermukim disana menyambut dan memuji beliau dengan berkata: “Selamat datang, semoga keselamatan menyertai anda wahai saudara dan pemimpin, andalah sebaik-baik saudara dan pemimpin serta paling utamanya makhluk yang datang”. Maka dibukalah pintu langit dunia ini”.



Setelah memasukinya beliau bertemu Nabi Adam dengan bentuk dan postur sebagaimana pertama kali Allah menciptakannya. Nabi saw bersalam kepadanya, Nabi Adam menjawab salam beliau seraya berkata: “Selamat datang wahai anakku yang sholeh dan nabi yang sholeh”. Di kedua sisi Nabi Adam terdapat dua kelompok, jika melihat ke arah kanannya, beliau tersenyum dan berseri-seri, tapi jika memandang kelompok di sebelah kirinya, beliau menangis dan bersedih. Kemudian Jibril AS menjelaskan kepada Rasulullah, bahwa kelompok disebelah kanan Nabi Adam adalah anak cucunya yang bakal menjadi penghuni surga sedang yang di kirinya adalah calon penghuni neraka. Kemudian Rasulullah melanjutkan perjalanannya di langit pertama ini, tiba-tiba pandangan beliau tertuju pada kelompok manusia yang dihidangkan daging panggang dan lezat di hadapannya, tapi mereka lebih memilih untuk menyantap bangkai disekitarnya. Ternyata mereka adalah manusia yang suka berzina, meninggalkan yang halal untuk mereka dan mendatangi yang haram. Kemudian beliau berjalan sejenak, dan tampak di hadapan beliau suatu kaum dengan perut membesar seperti rumah yang penuh dengan ular-ular, dan isi perut mereka ini dapat dilihat dari luar, sehingga mereka sendiri tidak mampu membawa perutnya yang besar itu. Mereka adalah manusia yang suka memakan riba.



Disana beliau juga menemui suatu kaum, daging mereka dipotong-potong lalu dipaksa agar memakannya, lalu dikatakan kepada mereka: “makanlah daging ini sebagaimana kamu memakan daging saudaramu di dunia, yakni menggunjing atau berghibah”. Kemudian beliau naik ke langit kedua, seperti sebelumnya malaikat penjaga bertanya seperti pertanyaan di langit pertama. Akhirnya disambut kedatangan beliau SAW dan Jibril AS seperti sambutan sebelumnya. Di langit ini beliau berjumpa Nabi Isa bin Maryam dan Nabi Yahya bin Zakariya, keduanya hampir serupa baju dan gaya rambutnya. Masing-masing duduk bersama umatnya. Nabi saw menyifati Nabi Isa bahwa dia berpostur sedang, putih kemerah-merahan warna kulitnya, rambutnya lepas terurai seakan-akan baru keluar dari hammam, karena kebersihan tubuhnya. Nabi menyerupakannya dengan sahabat beliau “Urwah bin Mas‟ud ats Tsaqafi. Nabi bersalam kepada keduanya, dan dijawab salam beliau disertai sambutan: “Selamat datang wahai saudaraku yang sholeh dan nabi yang sholeh”. Kemudian tiba saatnya beliau melanjutkan ke langit ketiga, setelah disambut baik oleh para malaikat, beliau berjumpa dengan Nabi Yusuf bin Ya‟kub. Beliau bersalam kepadanya dan dibalas dengan salam yang sama seperti salamnya Nabi Isa. Nabi berkomentar: “Sungguh dia telah diberikan separuh ketampanan”.



Dalam riwayat lain, beliau bersabda: “Dialah paling indahnya manusia yang diciptakan Allah, dia telah mengungguli ketampanan manusia lain ibarat cahaya bulan purnama mengalahkan cahaya seluruh bintang”. Ketika tiba di langit keempat, beliau berjumpa Nabi Idris AS. Kembali beliau mendapat jawaban salam dan doa yang sama seperti Nabi-Nabi sebelumnya. Di langit kelima, beliau berjumpa Nabi Harun bin “Imran AS, separuh janggutnya hitam dan seperuhnya lagi putih (karena uban), lebat dan panjang. Di sekitar Nabi Harun tampak umatnya sedang khusyu‟ mendengarkan petuahnya. Setelah sampai di langit keenam, beliau berjumpa beberapa nabi dengan umat mereka masing-masing, ada seorang nabi dengan umat tidak lebih dari 10 orang, ada lagi dengan umat di atas itu, bahkan ada lagi seorang nabi yang tidak ada pengikutnya. Kemudian beliau melewati sekelompok umat yang sangat banyak menutupi ufuk, ternyata mereka adalah Nabi Musa dan kaumnya. Kemudian beliau diperintah agar mengangkat kepala beliau yang mulya, tiba-tiba beliau tertegun dan kagum karena pandangan beliau tertuju pada sekelompok umat yang sangat banyak, menutupi seluruh ufuk dari segala sisi, lalu ada suara: “Itulah umatmu, dan selain mereka terdapat 70 ribu orang yang masuk surga tanpa hisab “. 



Pada tahapan langit keenam inilah beliau berjumpa dengan Nabi Musa AS, seorang nabi dengan postur tubuh tinggi, putih kemerah-merahan kulit beliau. Nabi saw bersalam kepadanya dan dijawab oleh beliau disertai dengan doa. Setelah itu Nabi Musa berkata: “Manusia mengaku bahwa aku adalah paling mulyanya manusia di sisi Allah, padahal dia (Rasulullah saw) lebih mulya di sisi Allah daripada aku”. Setelah Rasulullah melewati Nabi Musa, beliau menangis. Kemudian ditanya akan hal tersebut. Beliau menjawab: “Aku menangis karena seorang pemuda yang diutus jauh setelah aku, tapi umatnya lebih banyak masuk surga daripada umatku”. Kemudian Rasulullah saw memasuki langit ketujuh, di sana beliau berjumpa Nabi Ibrahim AS sedang duduk di atas kursi dari emas di sisi pintu surga sambil menyandarkan punggungnya pada Baitul Makmur, di sekitarnya berkumpul umatnya. Setelah Rasulullah bersalam dan dijawab dengan salam dan doa serta sambutan yang baik, Nabi Ibrahim berpesan: “Perintahkanlah umatmu untuk banyak menanam tanaman surga, sungguh tanah surga sangat baik dan sangat luas”. Rasulullah bertanya: “Apakah tanaman surga itu?”, Nabi Ibrahim menjawab: “(Dzikir) Laa haula wa laa quwwata illa billahil “aliyyil “adziim”. Dalam riwayat lain beliau berkata: “Sampaikan salamku kepada umatmu, beritakanlah kepada mereka bahwa surga sungguh sangat indah tanahnya, tawar airnya dan tanaman surgawi adalah Subhanallah wal hamdu lillah wa laa ilaaha illallah wallahu akbar”. Kemudian Rasulullah diangkat sampai ke Sidratul Muntaha, sebuah pohon amat besar sehingga seorang penunggang kuda yang cepat tidak akan mampu untuk mengelilingi bayangan di bawahnya sekalipun memakan waktu 70 tahun. Dari bawahnya memancar sungai air yang tidak berubah bau, rasa dan warnanya, sungai susu yang putih bersih serta sungai madu yang jernih. Penuh dengan hiasan permata zamrud dan sebagainya sehingga tidak seorang pun mampu melukiskan keindahannya.



Kemudian beliau saw diangkat sampai akhirnya berada di hadapan telaga Al Kautsar, telaga khusus milik beliau saw. Setelah itu beliau memasuki surga dan melihat disana berbagai macam kenikmatan yang belum pernah dipandang mata, didengar telinga dan terlintas dalam hati setiap insan. Begitu pula ditampakkan kepada beliau neraka yang dijaga oleh malaikat Malik, malaikat yang tidak pernah tersenyum sedikitpun dan tampak kemurkaan di wajahnya. Dalam satu riwayat, setelah beliau melihat surga dan neraka, maka untuk kedua kalinya beliau diangkat ke Sidratul Muntaha, lalu beliau diliputi oleh awan dengan beraneka warna, pada saat inilah Jibril mundur dan membiarkan Rasulullah berjalan seorang diri, karena Jibril tahu hanya beliaulah yang mampu untuk melakukan hal ini, berjumpa dengan Allah SWT. Setelah berada di tempat yang ditentukan oleh Allah, tempat yang tidak seorang makhlukpun diizinkan berdiri disana, tempat yang tidak seorangpun makhluk mampu mencapainya, beliau melihatNya dengan mata beliau yang mulya. Saat itu langsung beliau bersujud di hadapan Allah SWT. Allah berfirman: “Wahai Muhammad.” “Labbaik wahai Rabbku”, sabda beliau. “Mintalah sesuka hatimu”, firman Nya.
Nabi bersabda: “Ya Allah, Engkau telah menjadikan Ibrahim sebagai Khalil (kawan dekat), Engkau mengajak bicara Musa, Engkau berikan Dawud kerajaan dan kekuasaan yang besar, Engkau berikan Sulaiman kerajaan agung lalu ditundukkan kepadanya jin, manusia dan syaitan serta angin, Engkau ajarkan Isa at Taurat dan Injil dan Engkau jadikan dia dapat mengobati orang yang buta dan belang serta menghidupkan orang mati”.



Kemudian Allah berfirman: “Sungguh Aku telah menjadikanmu sebagai kekasihKu”. Dalam Shohih Imam Muslim diriwayatkan dari sahabat Anas bin Malik, bahwa rasulullah bersabda: ” … kemudian Allah mewajibkan kepadaku (dan umat) 50 sholat sehari semalam, lalu aku turun kepada Musa (di langit ke enam), lalu dia bertanya: “Apa yang telah Allah wajibkan kepada umat anda?” Aku menjawab: “50 sholat”, Musa berkata: “kembalilah kepada Rabbmu dan mintalah keringanan sebab umatmu tidak akan mampu untuk melakukannya”, Maka aku kembali kepada Allah agar diringankan untuk umatku, lalu diringankan 5 sholat (jadi 45 sholat), lalu aku turun kembali kepada Musa, tapi Musa berkata: “Sungguh umatmu tidak akan mampu melakukannya, maka mintalah sekali lagi keringanan kepada Allah”. Maka aku kembali lagi kepada Allah, dan demikianlah terus aku kembali kepada Musa dan kepada Allah sampai akhirnya Allah berfirman: “Wahai Muhammad, itu adalah kewajiban 5 sholat sehari semalam, setiap satu sholat seperti dilipatgandakan menjadi 10, maka jadilah 50 sholat”. Maka aku beritahukan hal ini kepada Musa, namun tetap dia berkata: “Kembalilah kepada Rabbmu agar minta keringanan”, Maka aku katakan kepadanya: “Aku telah berkali-kali kembali kepadaNya sampai aku malu kepadaNYa”.



Setelah beliau menerima perintah ini, maka beliau turun sampai akhirnya menaiki buraq kembali ke kota Makkah al Mukarromah, sedang saat itu masih belum tiba fajar. Pagi harinya beliau memberitahukan mukjizat yang agung ini kepada umatnya, maka sebagian besar diantara mereka mendustakan bahkan mengatakan nabi telah gila dan tukang sihir, saat itu pertama umat yang membenarkan dan mempercayai beliau adalah Sayyiduna Abu Bakar, maka pantaslah beliau bergelar As Shiddiq, bahkan tidak sedikit diantara mereka yang tadinya beriman, kembali murtad keluar dari syariat. Sungguh keimanan itu intinya adalah membenarkan dan percaya serta pasrah terhadap semua yang dibawa dan diberitakan Nabi Muhammad SAW, sebab beliau tidak mungkin berbohong apalagi berkhianat dalam Risalah dan Dakwah beliau. Beliaulah Nabi yang mendapat gelar Al Amiin (dipercaya), Ash Shoodiq (selalu jujur) dan Al Mashduuq (yang dibenarkan segala ucapannya). Shollallahu “alaihi wa aalihi wa sallam. Inilah ringkasan dari perjalanan Isra dan Mi‟raj Nabi Muhammad SAW yang kami nukil dengan ringkas dari kitab Al Anwaarul Bahiyyah dan Dzikrayaat wa Munaasabaat, keduanya karya Al Imam Al Muhaddits As Sayyid Muhammad bin Alawy al Maliky al Hasany RA.




Dakwah Nabi Muhammad S.A.W Secara Sembunyi - Sembunyi

Nabi Muhammad S.A.W berdakwah secara sembunyi-sembunyi selama 3-4 tahun. Pada masa dakwah ini, Nabi Muhammad S.A.W menyeru orang-orang yang berada di lingkungan rumah tangganya dan kerabatnya sendiri untuk masuk islam. Orang yang pertama masuk Islam disebut assabiqunal awwalun, dan orang orang itu adalah :
- Khadijah binti Khuwailid (istri nabi Muhammad)
- Ali bin Abi Thalib (saudara sepupu Rasulullah yang tinggal serumah dengannya)
- Zaid Bin Harisah (anak angkat Nabi Muhammad S.A.W)
- Abu Bakar Ash-Shiddiq (sahabat dekat Nabi Muhammad S.A.W)
- Ummu Aiman (Pengasuh Nabi Muhammad S.A.W waktu kecil)
- Abdul Amar
- Abu Ubaidah bin Jarrah
- Ustman bin Affan
- Zubair bin Awwam
- Sa'ad bin Abu Waqqas
- Thalhah bin Ubaidillah


Dakwah Secara Terang - Terangan

Tiga tahun lama Rasulullah berdakwah memperkenalkan Islam kepada orang per orang degan sembunyi-sembunyi. Sedikit demi sedikit mulai banyak yang menerimanya. Mereka yang mula-mula masuk Islam ini dikenal dalam sejarah Islam dangan istilah As Sabiqunal Awwalun. Disebutkan oleh para ahli sejarah jumlah mereka hampir lima puluh orang. Sementara itu orang - orang Quraisy belum begitu peduli dangan keadaan ini.



Kemudian turunlah wahyu Allah yang memerintahkan untuk berdakwah secara terang - terangan:
“Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan kepadamu dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.” .

Dengan ayat ini beliau mulai menjalankan dakwah secara terang-terangan. Disebutkan oleh Asy Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab bahwa ketika Rasulullah mulai menyampaikan dakwah terang-terangan ini, orang-orang kafir Quraisy  belum mengambil sikap menjauhi dan menentang dakwah beliau sampai beliau mulai menyebut-nyebut sesembahan mereka dan mencelanya. Dan ketika mereka melihat hal ini merekapun bersatu menunjukkan permusuhan terhadap beliau dan dakwah beliau.



Ibnu ‘Abbas mengisahkan: Ketika Allah turunkan ayat:
“Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat!” Rasulullah mendaki bukit Ash Shafa kemudian berteriak lantang membangunkan penduduk Makkah sehingga mereka berkumpul di sekitar beliau. Ada yang datang sendiri dan ada yang mengutus wakilnya. Rasulullahpun berkata”Wahai Bani Abdil Muththalib wahai Bani Fihr bagaimana pendapat kalian kalau saya beritakan bahwa ada sepasukan berkuda di balik bukit ini siap untuk menyerang kalian. Apakah kalian akan mempercayaiku?”
Mereka menjawab”Ya.”


Kata beliau lagi”Ketahuilah sesungguh aku adalah pemberi peringatan buat kalian sebelum datang adzab yg sangat pedih.”
Tiba-tiba Abu Lahab menukas”Celakalah kau selama-lamanya. Apakah hanya untuk ini engkau mengumpulkan kami?”


Allah pun segera menurunkan:
“Celakalah kedua tangan Abu Lahab!” .

Diceritakan pula oleh Abu Hurairah dalam sebuah Shahih Muslim ketika turun ayat tersebut Rasulullah saw berdakwah menyeru mereka secara keseluruhan kemudian beliau sebut mereka satu persatu. Kata Rasulullah”Wahai masyarakat Quraisy. Selamatkanlah diri kalian dari api neraka. Wahai Bani Ka’ab selamatkan jiwa kalian dari api neraka. Wahai Bani Hasyim selamatkan diri kalian dari api neraka. Wahai Bani Abdil Muththalib selamatkan diri kalian dari api neraka. Wahai Fathimah bintu Muhammad selamatkan dirimu dari api neraka. Karena sesungguh aku demi Allah tdk bekuasa sedikitpun membela kalian dari Allah kecuali sekedar kalian itu ada kekerabatan . Dan saya akan berusaha menyambungnya.”
Sedikit demi sedikit mulailah Islam tersebar di kota Makkah. Dan mereka yg masuk Islam terpaksa harus sembunyi-sembunyi. Karena tekanan kaum Quraisy mulai meningkat.

Abu Bakr yang juga sahabat beliau ikut berjuang menyebarkan Islam dengan sembunyi-sembunyi. Beliau adalah seorang pedagang sukses dan terpandang di tengah masyarakat Quraisy. Mulailah ia berdakwah kepada teman-teman duduk yg biasa mendatanginya. Dengan izin Allah masuk Islam di tangan beliau ‘Utsman bin ‘Affan Sa’ad bin Abi Waqqash Az Zubair bin ‘Awwam ‘Abdurrahman bin ‘Auf dan Thalhah bin ‘Ubaidillah.

Wahyu diturunkan ketika itu sedikit demi sedikit berupa ayat-ayat pendek dgn bahasa yg begitu indah berbicara tentang jannah dan an-naar .

Reaksi Kaum Kafir Quraisy terhadap Dakwah Rasulullah SAW

Prof. Dr. A. Shalaby dalam bukunya Sejarah Kebudayaan Islam (SKI), telah menjelaskan sebab-sebab kaum Quraisy menentang dakwah Rasulullah SAW, yaitu:
-  Kaum kafir Quraisy, terutama para bangsawan sangat keberatan dengan ajaran persamaan hak dan kedudukan antara semua orang. Mereka mempertahankan tradisi hidup berkasta-kasta dalam masyarakat. Mereka juga ingin mempertahankan perbudakan, sedangkan ajaran Rasulullah SAW (Islam) melarangnya. Kaum kafir Quraisy menolak dengan keras ajaran Islam yang adanya kehidupan sesudah mati yakni hidup di alam kubur dan alam akhirat, karena mereka merasa ngeri dengan siksa kubur dan azab neraka. Kaum kafir Quraisy menolak ajaran Islam karena mereka merasa berat meninggalkan agama dan tradisi hidup bermasyarakat warisan leluhur mereka. Dan, kaum kafir Quraisy menentang keras dan berusaha menghentikan dakwah Rasulullah SAW karena Islam melarang menyembah berhala.

Usaha kaum kafir Quraisy untuk menolak dan menghentikan dakwah Rasulullah SAW antara lain:
- Para budak yang telah masuk Islam, seperti: Bilal, Amr bin Fuhairah, Ummu Ubais an-Nahdiyah, dan anaknya al-Muammil dan Az-Zanirah, disiksa oleh para pemiliknya (kaum kafir Quraisy) di luar batas perikemanusiaan.
- Kaum kafir Quraisy mengusulkan pada Nabi Muhammad SAW agar permusuhan di antara mereka dihentikan. Caranya suatu saat kaum kafir Quraisy menganut Islam dan melaksanakan ajarannya. Di saat lain umat Islam menganut agama kaum kafir Quraisy dan melakukan penyembahan terhadap berhala.

Dalam menghadapi tantangan dari kaum kafir Quraisy, salah satunya Nabi Muhammad SAW menyuruh 16 orang sahabatnya, termasuk Utsman bin Affan dan 4 orang wanita untuk berhijrah ke Habasyah (Ethiopia), karena Raja Negus di negeri itu memberikan jaminan keamanan. Peristiwa hijrah yang pertama ke Habasyah terjadi pada tahun 615 M.

Suatu saat keenam belas orang tersebut kembali ke Mekah, karena menduga keadaan di Mekah sudah normal dengan masuk Islamnya salah satu kaum kafir Quraisy, yaitu Umar bin Khattab. Namun, dugaan mereka meleset, karena ternyata Abu Jahal labih kejam lagi.

Akhirnya, Rasulullah SAW menyuruh sahabatnya kembali ke Habasyah yang kedua kalinya. Saat itu, dipimpin oleh Ja’far bin Abu Thalib.

Pada tahun ke 10 kenabian, Abu thalib (paman Rosulullah) dan pelindungnya wafat. Empat hari setelah itu, Istri Nabi Muhammad S.A.W (Siti Khadijah) meninggal dunia, dan tahun itu disebut 'amul huzni (tahun duka cita).

Hijrah Ke Madinah







Perjuangan Nabi Muhammad Saw dalam menyebarkan agama Islam selama di

Mekkah selalu mendapat perlawanan dari kaum Quraisy, akibat perlawanan ini pada suatu

malam Nabi menerima wahyu untuk melaksanakan hijrah. Rosulullah menyuruh

Ali untuk menggantikan Dirinya di tempat tidurnya untuk mengecoh kaum Quraisy.

Malam itu juga Nabi Muhammad Saw bersama Abu Bakar dan sahabat

Nabi yang tertua berangkat ke Gua Tsur, yang jaraknya kira-kira 3 mil arah utara Mekkah.

Di sana mereka bersembunyi selama tiga hari tiga malam tanpa diketahui oleh kaum

Quraisy. 



Selama beberapa hari lamanya para pemburu Nabi mencium keberadaan Nabi

beserta sahabatnya bersembunyi di dalam gua, tetapi setelah sampai di gua tersebut mereka

meragukan keberadaan nabi dikarenakan di pintu Gua Tsur adanya merpati yang bertelur

dan sarang laba-laba.







Pada hari keempat rombongan kecil itu meninggalkan kota menuju yastrib dengan

menyusur pantai laut merah. Perjalanan itu memakan 8 hari 8 malam. Pada
hari ke 8 perjalanan mereka sampai di Quba, 5 km ke arah selatan Yastrib, tepatnya
pada hari senin, 12 Rabiul Awal, yang  juga merupakan hari kelahiran dan wafatnya Nabi
Muhammad Saw.

Dakwah Rosulullah saw di Madinah

Sebelum datangnya Islam, Madinah tidak pernah mempunyai pemimpin dan pemerintahan resi atas semua penduduk. dan sebelum datangnya kaum Aus dan Khazraj, kedudukan kaum Yahudi merupakan yang paling kuat di Madinah. Mereka menguasai lahan lahan pertanian terbaik serta oase - oase di Taima, Fadak, dan Wadi al-Qura. Keadaan ini menjadi tentangan bagi kaum arab di Madinah. Permusuhan dan kebencian antara kaum Arab dan Yahudi makin tajam. Puncak permusuhannya adalah terjadinya perang Bu'ass (618 M).

Seusain perang, suku Aus dan Khazraj menyadari kekeliruan mereka, akhirnya mereka berdamai dan bersepakat untuk mengangkat Abdullah bin Muhammad menjadi pemimpin mereka. Akan tetapi rencana tersebut tidak terlaksana karena beberapa orang suku Khazraj pergi ke Mekkah untuk menunaikan haji (620 M). ketika berada di Mekah, Rosulullah menemui mereka di dalam kemahnya, dan Rosulullah memperkenalkan Islam dan mengajak mereka bertauhid kepada Allah swt.

Beberapa usaha yang dilakukan oleh Rosulullah adalah :

A. Membangun Masjid
Masjid yang pertama kali dinabgun oleh Rosulullah di Madinah adalah Masjid nabawi, yang dibangunanah  pada bulan Robi'ulawwal tahun 1 H (September 622 M). Nabi Muhammad sendiri yang meletakkan batu prtama pembangunan masjid Nabawi tersebut.

Setelah pembangunan Masjid Nabawi, umat Islam berturut - turut membangun beberapa masjid lainnya, yaitu
- Masjid Jumu'ah (tempat Nabi melaksanakan Shalat Jumat pertama kali)
- Masjid Gamamah (tempat dilaksanakannya SShalat hari raya pertama kali)
- Masjid Bani Quraizah
- Masjid Ubay bin Ka'b
- Masjid Salman
- Masjid Ali
- Masjid Quba

Fungsi masjid adalah:
- Sebagai pusat peribadatan
- Sebagai pusat perencanaan kegiatan masyarakat
- Sebagai pusat latihan dan pendidikan dari Nabi Muhammad
- Untuk menampung kaum Muhajirin yang kehabisan bekal
- Sebagai tempat mengadili perkara-perkara yang diselesaikan oleh Rosulullah

B. Mempersaudarakan Kaum Anshar dan Muhajirin

C. Menyusun Dustur ( Undang - Undang )
Nabi Muhammad Menyusun Dustur ( Undang - Undang ) yang dikenal dengan sebutan Piagam Madinah. 

Secara singkat, ketetapan - ketetapan dalam Piagam Madinah adalah sebagai betikut:
a.      Dengan nama Allah, telah ditetapkan oleh Muhammad, Nabi Allah, bahwa semua orang yang beriman, baik dari suku Quraisy, suku Madinah, maupun dari mana saja, semua adalah satu negara.
b.      Perdamaian dan peperangan akan mengikat semua umat Islam. Tidak seorang pun diantara mereka berhak mengadakan perdamaian atau menyatakan perang dengan musuh-musuh dari teman-teman seagamanya.
c.       Orang Yahudi yang ikut serta menggabungkan diri dalam Negara  Islam akan dilindungi dari semua gangguan, serta mempunyai hak-hak yang sama.
d.      Orang-orang Yahudi bersama umat islam akan membentuk suatu bangsa campuran dan mereka akan mengamalkan agama mereka sama bebasnya dengan umat Islam.
e.      Langganan dan sekutu orang Yahudi akan memperoleh keamanan dan kebebasan yang sama.
f.        Langganan dan sekutu orang Yahudi dan orng-orng Islam akan dihormati sebagai penyokong.
g.      Semua umat Islam yang sejati akan memandang rendah orang yang berbuat kejahatan dan tidak akan melindunginya, meskipun dia adalah saudara dekatnya.
h.      Orang yang bersalah akan dituntut dan dihukum.
i.        Orang Yahudi akan bergabung dengan umat Islam dalam mempertahankan kota pigam ini.
j.        Kota Madinah merupakan tempat yang suci dan aman bagi semua orang yang mengakui Madinah.
k.       Orang-orang Yahudi dan sekutu umat Islam tidak akan mengadakan persejutuan dengan musuh umat Islam untuk melawan umat Islam.
l.        Semua perselisihan di masa depan akan diserahkan kepada Nabi Muhammad saw.


Ditetapkannya Piagam Madinah merupakan peristiwa penting dalam sejarah Islam. Pembentukan masyarakat Madinah dapat diartikan sebagai terbentuknya negera Islam. Negara itu memiliki unsur:
a.      Nabi Muhammad saw. sebagai kepala Negara;
b.      Kota Madinah sebagai wilayahnya;
c.       Piagam Madinah sebagai undsng-undang dasarnya;
d.      Orang islam,Yahudi,dan penyembah berhala sebagai rakyatnya


Beberapa fungsi Piagam Madinah:
a.      Menyatukan suku Aus Khazraj;
b.      Pengakuan terdapat Nabi Muhammad saw.sebagai hakim dan kepala Negara;
c.       Menjamin kebesaran rakyat;
d.      Mengembangkan sikap toleransi antarumat;
e.      Menghentikan adat istiadat buruk bangsa arab


Piagam Madinah memberikan landasan bagi perkembangan Islam selanjutnya. Pada masa selanjutnya, umat Islam menghadapi rintanagan yang lebih besar dari kaum kafir Quraisy dank um kafir lainnya.

Rintangan Dakwah Rosulullah saw Di Madinah

Setelah hijrah ke Madinah, tugas yang diemban oleh Nabi Muhammad saw. dan kaum muslimin bertambah berat yang disebabkan oleh makin kerasnya penentangan kaum Quraisy, mereka tetap berusaha keras menghancurkan kaum muslimin dengan segala cara. Akhirnya terjadilah beberapa peperangan besar antara kaum muslimin dan kaum kafir Quraisy, yaitu

A. Perang Badar


Perang Badar adalah perang pertama kaum muslimin dangan kaum kafir quraisy, yang disebabkan oleh anggapan kaum kafir quraisy bahwa kaum muslimin akan mengganggu kelancaran perniagaan mereka ke Syam.

Pada saat itu, jumlah kam kafir quraisy 1.000 orang, terdiri atas 600 tentara berbaju besi dan 300 tentara cadangan yang merangkap sebagai regu musik. pasukan muslimin terdiri atas 313 orang, tardiri atas 83 kaum muhajirin, dan 230 kaum anshar, yang mengendarai 70 ekor unta dan 3 ekor kuda.

Dalam perang ini, 70 tantara kafir quaisy terbunuh dan 70 orang lainnya ditawan. Rosulullah bersedia membebaskan tawanan itu dangan 3 syarat :
- membayar sejumlah tebusan
- masuk Islam
- mengajar baca tulis kepada seluruh penduduk Madinah

Perang badar disebut juga gazwah al-furgan (perang yang mementukan). Dalam perang itu, Allah menentukan yang mana hak dan yang mana batil. Para sahabat yang mengikuti perang ini disebut badriyyin.

Adapun akibat Perang Badar bagi kaum Yahudi Madinah adalah keputusan mereka untuk melibatkan diri dalam medan perang. Mereka menyadari, ternyata kaum Quraisy tidak mampu menumapas kaum muslimin. Oleh sebab itu, mereka mulai mengadakan tipu muslihat untuk membunuh Nabi Muhammad saw. Hal itu tentu saja menambah berat perjuangan kaum muslimin.

Setelah Perang Badar, Nabi Muhammad saw. membuat perjanjian dengan beberapa suku Badui. Suku-suku tersebut melihat kekuatan Nabi Muhammad saw. pada Perang Badar. Mereka menjalin hubungan dengan kaum muslimin agar posisi mereka kuat. Akan tetapi, kaum kafir Quraisy tidak pernah berhenti dalam usaha menghancurkan kaum muslimin. Mereka berusaha memengaruhi suku-suku tersebut agar berpihak pada mereka.

B. Perang Uhud


Perang Uhud disebabkan oleh kekealhan kaum kafir quraisy dalam perang Badar. Kaum kafir quraisy ingin membalas kekaalahan tersebut. Pasukan kaum kafir quraisy dipimpin oleh Abu Sufyan dan berjumlah 3.000 orang, yang terdiri atas 700 pasukan berbaju besi yang didukung oleh 3.000 unta dan 200 kuda.

Sedangkan kaum muslimin tidak mengetahui rencana penyerang kafir Quraisy. Nabi Muhammad saw. menerima berita tentang rencana tersebut dari pamannya, Abbas bin Abdul Muttalib. Hanya dua atau tiga hari sebelum pasukan Quraisy tiba di Uhud. Nabi Muhammad saw. kemudian berhasil  membentuk pasukan yang kurang dari 1.000 orang.

Jumlah pasukan kaum muslimin ketika itu jauh di bawah jumlah pasukan kaum kafir Quraisy. Walaupun demikian, kaum muslimin tetap bersemangat. Mereka yakin bahwa Allah swt. akan menolong mereka. Setelah shalat Jum’at taggal 13 Syawal tahun 3 H. Nabi Muhammad saw. memimpin pasukannya menuju Bukit Uhud. Di tengah perjalanan, sebanyak 300 orang munafik memisahkan diri dari pasukan Nabi Muhammad saw. Mereka dipimpin oleh Abdullah bin Ubay bin Salul. Akibatnya, jumlah pasukan kaum muslimin makin berkurang dan tinggal 700 orang.

Nabi Muhammad menyusun strategi dengan menempatkan 50 orang pemanah di puncak bukit Uhud yang dipimpin oleh Abdullah bin Zubair. Dan dalam peperangan ini, Hamzah bin Abdul Muthallib terbunuh, Ia dibunuh oleh Wahsyi, budak Hindun binti Utbah. Gugurnya Hamzah menambah semangat kaum muslimin. Musuh menjadi kewalahan dan bercerai-berai.

Melihat kemenangan yang hampir diraih, beberapa  prajurit muslimin lupa akan pesan Nabi Muhammad saw. Mereka lalu meninggalkan posisi masing-masing untuk memburu harta rampasan, termasuk pasukan pemanah. Akibatnya, Khalid bin Walid yang menjadi komandan pasukan cadangan kaum kafir quraisy berhasil menyerang balik pasukan muslimin. Dalam peristiwa itu, sekitar 70 orang pasukan muslimin mati syahid. Di antaranya adalah Mus’ab bin Umair, pembawa panji pasukan muslimin. Wajah Mus’ab bin Umair yang mirip dengan wajah Nabi Muhammad saw. membuat beberapa orang menyangka bahwa Nabi Muhammad saw. telah gugur. Padahal, sesungguhnya Nabi Muhammad saw.  hanya menderita luka-luka akibat terkena senjata lawan.

Berita kematian Nabi Muhammad saw.  tersebut telah menimbulkan keguncanagan di kalangan pasukan muslimin. Akan tetapi, Ka’ab bin Malik melihat Nabi Muhammad saw. masih hidup dan di jaga oleh para pengawalnya yang gagah berani. Ia segera mengumumkan kabar itu kepada kaum muslimin. Nabi Muhammad saw. kemnudian berdiri di tempat yang agak tinggi untuk member komando. Nabi Muhammad saw. terus memberi semangat kepada pasukannya untuk terus berperang.

Keberhasilan Nabi Muhammad saw.  dan kaum muslimin dalam membendung pasukan kafir Quraisy  telah membuat tokoh-tokoh Quraisy menjadi gusar. Melihat hal itu, kaum Yahudi Madinah makin membenci kaum muslimin. Tanpa mengindahkan perjanjian dengan Nabi Muhammad saw., mereka bersekongkol dengan kaum kafir Quraisy untuk membuat merusakan pada umat Islam. Dalam masa selanjutnya, mereka membentuk pasukan yang lebih besar lagi untuk menyerang kaum muslimin.

C. Perang Khandaq


Perang ini merupakan salah satu peristiwa terbesar yang terjadi di bulan Syawwal tahun 5 H/Maret 627 M. Disebabkan oleh hasutan kaum Yahudi  terhadap kaum Quraisy, kaum Yahudi mencari dukungan dari kabilah Gatafan. Kaum Yahudi juga memberitahukan kesepakatan mereka dengan kaum Quraisy. Selain itu kabilah Gafatan akan memperoleh harta rampasan serta hasil perkebunan di Khaibar jika bersedia membantu mereka menyerang kaum muslimin. Mereka membentuk pasukan gabungan (ahzab)  yang terdiri atas kabilah Quraisy, Gatafan dan Yahudi.

Pasukan kaum muslim berjumlah 3.000 orang, sedangkan pasukan ahzab berjumlah 10.000 orang. Dalam keadaan demikian, Salman al-Farisi mengusulkan agar kaum muslimin menggali parit di perbatasan kota Madinah. Dengan demikian, pasukan musuh akan terhambat. Salman al-Farisi adalah seorang sahabat yang berasal dari Persia. Ia memiliki banyak pengalaman tentang seluk-beluk peperangan yang belum dikenal di daerah Arab. Nabi Muhammad saw. menyetujui usul tersebut.

Penggalian parit tersebut memakan waktu 6 hari. Kaum muslimin mengalami kesulitan karena terbatasnya perbekalan. Walaupun demikian, kaum muslimin berhasil menyelesaikannya. Karena jasanya, Salman al-Farisi dinyatakan oleh Nabi Muhammad saw. sebagai keluarganya.

Setelah parit selesai dibuat, pertahanan di dalam kota diperkuat. Pasukan Ahzab dibagi menjadi tiga kekuatan besar. Mereka mengepung kota Madinah. Selain itu, mereka juga memblokade Kota Madinah sehingga kaum muslimin  tidak bisa keluar dari kota. Pengepungan Kota Madinah berlangsung selama sebulan. Selama itu tidak terjadi perang terbuka. Kedua belah pihak hanya saling melempar panah serta perang tanding. Beberapa kesatria Quraisy, seperti Amr bin Abdul Wudd. Ikrimah bin Abu Jahal dan Dinar bin Khattab maju menyeberangi parit. Mereka menentang perang tanding. Mereka dihadapi oleh pahlawan-pahlawan Islam yang dipimpin oleh Ali bin Abi Thalib. Ia bersama pahlawan muslim lainnya berhasil mengalahkan para ksatria Quraisy tersebut.

Dalam yang gawat seperti itu, Bani Quraizah tiba-tiba membelot. Mereka berbalik memihak pasukan Ahzab karena dibujuk oleh Huyay bin Akhtab. Peristiwa itu membuat kaum muslimin kaget dan sangat terguncang. Namun Nabi Muhammad saw. berhasil menenangkan meraka. Kaum muslimin kemudian berdoa kepada Allah swt. agar Allah  menolong mereka.

Allah swt. kemudian memperlihatkan kekeuasaan-Nya. Allah swt, mengirimkan angin topan yang bertiup sangat dahsyat. Perkemahan pasukan Ahzab porak-poranda. Peristiwa itu membuat pasukan Ahzab ketakutan. Mereka kemudian menarik diri dan pulang ke daerah masing-masing. Melihat kenyataan itu, kaum muslimin bersyukur kepada Allah swt. Semua itu menambah keyakinan mereka kepada-Nya.

Peristiwa yang menggembirakan ini, terdapat dalam surah An-Nashr ayat 1-3


Pada tanggal 6 Maret 628 M (6H) Nabi Muhammad dan kaum muslimin berangkat menuju ke Makah, hendak menunaikan ibadah haji . Akan tetapi mereka dicegat oleh kafir quraisy. Mereka berhenti dilembah hudaibiyah, dan membuat perjanjian yang dinamakan Perjanjian Hedaibiyah yang isinya sebagai berikut :
1. Kaum Muslimin tidak boleh mengunjungi ka'bah tahunini, tetapi ditangguhkan tahun depan
2. Lama kunjungan dibatasi 3 hari saja. Selama itu tersebut pihak quraisy akan mengosongkan mekkah.
3. Kaum Muslimin wajib mengembalikan orang-orang Mekah yang melarikan diri ke Madinah. Sebaliknya, pihak quraisy tidak wajib mengembalikan orang madinah dang menyeberang ke mekah.
4. Kedua pihak sepakat melakukan gencatan senjata selama 10 tahun.
5. Tiap kabilah yang ingin masuk ke dalam persekutuan, baik pihak muslimin ataupun pihak quraisy diperbolehkan.

Hikmah dari Perjanjian Hudaibiyyah :
1. Kaum Muslimin mendapatkan kesempatan untuk menguasai mekkah
2. Rasulullah SAW mempunyai kesempatan, untuk menyebarkan dakwah dan menyebarkan surat kepada para raja dan pemimpin.
D. Perang Mu'tah



Menghadapi ancaman raja Gassan, kaum muslimin bersiap diri dan mempersiapkan 3.000 orang pasukan kaum muslimin yang dipimpinoleh Zaid bin Harisah. Pertemputan terjadi di mu'tah di utara jazirah arab.




Namun, Zaid bin Harisah gugur dalam peperangan ini. Dan komando pasukan diambil alih oleh Ja'far bin Abi Thalib. Tak lama Ja'far pun gugur dan diteruskan oleh Abdullah bi Rawahah, akan tetapi ia juga mengalami nasib yang sama. Tentara muslim banyak yang mati syahid. Khalid bin Walid  yang telah masuk Islam kemudian memegang pimpinan. Ia berpendapat bahwa kaum muslimin tidak mungkin dapat memenangkan pertarungan, laluia menarik mundur pasukannya sengan teratur, dan ia berhasil memimpin pasukan Islam dengan selamat ke Madinah.




Fathu Makkah




A. Sebab Fathu Makkah




Karena suatu permasalahan, bani bakar menyerang bani khuza'ah. mereka membunuh beberapa orang bani khuza'ah dan memorak porandakan desa mereka. Keadaan menjadi lebih parah ketika kaum quraisy membantu bani bakar. Tindakan tersebut telah melanggar isi perjanjian hudaibiyah.




Mendengar pengaduan bani khuza'ah, Posulullah segera memerintahkan kaum muslimn untuk melakukan persiapan guna menaklukan kota mekkah. Rosulullah menyampaikan pesan kepada kaum quraisy. pesan itu berisi:
- Kaum quraisy membayar diat (denda)
- Kaum quraisy memutuskan persekutuan dengan Bani Bakar
- Kaum Quraisy menyatakan Perjanjian Hudaibiyah tidak berlaku lagi. Berarti kaum muslimin 
akan menyerang mekah




Dan kaum kafir quraisy memilih pilihan ke 3. Akan tetapi kafir quraisy menyadari kekeliruannya dan mengirim Abu Sufyan ke madinah untuk memperbarui perjanjian dengan kaum muslimin, akan tetapiusaha itu gagal.




B. Penaklukan kota Mekkah





Dalam perjanjian hudaibiyah, dinyatakan bahwa semuasuku boleh bersekutu dengan pihakkaum muslimin ataupun quraisy. suatu ketika terjadi pertengkaran antara bani bakar(sekutu kaum quraisy) dan bani khuza'ah(sekutu kaum muslimin). Pihak Quraisy membantu bani bakar untuk menyerang bani khuza'ah. Akibatnya bani khuza'ah melaporkan hal itu kepeda Rosulullah.

Atas kejadian yang menimpa bani khuza'ah, Nabi Muhammad saw segera menyiapkan pasukan muslimin yang berkekuatan 10.000 orang tentara. Kaum Muslimin berhasil menaklukan mekah tanpa perlawanan. Berhala berhala di seluruh pelosok Mekkah dihancurkan.

Hal yang memudahkan kaum muslim menaklukan Mekkah:
- Hilangnya pengaruh Yahudi
-Pengaruh muslim dalam segala segi kehidupan makin kuat
- kaum Quraisy tidak lagi mempunyai sekutu
- banyak tokoh dan pemuka Quraisy yang masuk Islam

Pada tahun 9 H, suku suku dari pelosok arab datang kepada Rosulullah untuk menyatakan keilamannya. Tahun ini disebut 'amul bi'sah(tahun perutusan) dan 'amul wufud(tahun delegasi).

C. Haji Wada' (Haji Perpisahan)





Haji wada' berlangsung pada tahun 10 H, Rosulullah disertai 100.000 kaum muslimin melakukan Haji wada'. Dalam Haji wada' Rosulullah menyampaikan khotbahnya yang sangat bersejarah yaitu:


- Larangan menumpahkan darah kecuali dengan hak dan larangan mengambil harta orang lain
 dengan batil. Hal itu disebabkan nyawa dan harta benda adalah hal yang suci
- Larangan memakan riba dan menganiaya
- Perintah untuk memperlakukan istri dengan lemah lembut
- Perintah untuk menjauhi dosa
- Pertengkaran pada zaman jahiliyyah supaya saling dimaafkan
- Pembalasan dengan tebusan darah sebagaimana yang berlaku pada zaman jahiliyyah tidak
dibenarkan
- Persaudaraan dan persamaan antara manusia harus ditegakkan
- Hamba sahhaya harus diperlakukan dengan baik, yakni mereka memakan apa yang dimakan
tuannya dan memakai apa yang dipakai tuannyya
- Perintah untuk berpegang teguh pada Al-Qur'an dan Sunnah